Jangan lepas batrei kalo pas di charger !
Baterai Laptop Fully Charged 100%. |
Halo
pembaca! Pada kesempatan ini saya akan mem-posting tulisan
mengenai penggunaan baterai secara benar dan sehat bagi laptop.
Dewasa ini aku masih saja sering mendengar anjuran (baca: mitos) yang
menyatakan bahwa "Jika baterai laptop sudah penuh terisi, maka
harus langsung dicabut. Kalau baterai laptop sudah hampir habis
isinya, maka harus segera di-charge ulang." Begitu pula
seterusnya, yang lazim dikenal dengan istilah charge-discharge
baterai pada laptop (notebook dan netbook sama saja). Menurut para
penganut 'aliran charge-discharge', proses seperti itu
harus dilakukan agar baterai laptop tidak kembung, tidak cepat rusak,
dan hemat pemakaiannya. Maaf sebelumnya, harus aku katakan secara
jujur bahwa pendapat 'aliran' alias 'sekte' tersebut benar-benar
tidak tepat, tidak terbukti, bahkan sesat!
Ya, harus dijelaskan di sini bahwa semakin sering proses charge dan discharge dilakukan pada baterai laptop, maka cycle count baterai laptop tersebut akan semakin berkurang dan terus berkurang. Apabila cycle count baterai laptop sudah melebihi batas maksimal yang ditentukan, maka hasilnya adalah baterai laptop akan drop dan tidak akan berfungsi lagi sebagaimana mestinya.
Apa itu cycle count? Cycle count adalah siklus pemakaian baterai yang dihitung sejak isi baterai habis sampai baterai tersebut di-charge hingga penuh kembali. Baterai laptop zaman sekarang hampir semua menggunakan lithium-ion yang memiliki usia antara 300 hingga 800 periode cycle count.
Nah, cara menggunakan laptop yang paling baik adalah apabila isi baterai laptop sudah dalam keadaan penuh, tidak charging lagi, dan adaptor listrik terpasang, maka biarkan seperti itu adanya. Lakukan aktivitas kamu menggunakan laptop tanpa harus mencabut kabel adaptor walaupun baterai laptop sudah penuh.
Contoh Baterai Laptop. |
Kamu tidak perlu khawatir baterai laptop akan drop, karena baterai-baterai laptop di masa sekarang sudah memiliki teknologi canggih bernama "Battery Control". Dengan kemampuan battery control, maka apabila baterai sudah penuh terisi, baterai akan menghentikan proses charging-nya
secara otomatis. Jika sudah dalam keadaan penuh pun kemudian berkurang
sedikit demi sedikit pada rentang 90-100%, baterai tetap tidak akan dan
belum perlu di-charge. Nah, dalam keadaan baterai sudah full
seperti itu, maka tenaga atau daya yang digunakan untuk mengoperasikan
laptop tidak akan lagi diambil dari baterai, melainkan langsung disuplai
dari aliran listrik. Pada kondisi seperti itu, maka baterai laptop akan
berfungsi sebagai stabilizer sekaligus back up tenaga atau daya laptop apabila tiba-tiba tegangan listrik naik-turun (tidak stabil) atau tiba-tiba listrik mati.
Nah,
apabila baterai dilepas dari laptop lalu laptop dinyalakan dengan sumber
daya diambil langsung dari tenaga listrik tanpa perantara, maka apabila
terjadi tegangan listrik naik-turun atau tiba-tiba listrik mati,
hasilnya adalah korsleting pada komponen-komponen laptop yang
menyebabkan hardware laptop tersebut rusak, khususnya motherboard.
Berdasarkan
pengalaman aku pribadi, baterai laptop yang digunakan secara benar dan
sehat seperti yang telah dijelaskan di atas (adaptor listrik tetap
dipasang ke laptop walaupun baterai sudah terisi penuh) akan memiliki
usia yang bagus, yakni berumur antara dua hingga tiga tahun. Apabila
jarang terjadi tegangan listrik yang naik-turun atau jarang terjadi
listrik mati tiba-tiba, usia baterai laptop yang tetap terpasang ketika
laptop sedang digunakan akan semakin panjang lagi.
Nah, sekarang pilihan berada di tangan sobat:
- Apakah kamu lebih rela mengeluarkan uang sebesar 2,5 juta sampai 5 juta rupiah untuk memperbaiki hardware-hardware laptop (khususnya motherboard) karena terkena korsleting listrik akibat penggunaan baterai CDC (charge-discharge)?; atau
Uang yang Banyak. |
- Lebih
baik membeli baterai laptop yang hanya seharga 500 ribu hingga 1 juta
rupiah secara rutin setiap 2 hingga 3 tahun sekali? Seburuk-buruknya
kemungkinan, yaitu apabila baterai laptop tiba-tiba rusak sebelum 2-3
tahun, tetap uang sebesar maksimal 1 juta rupiah menjadi 'cukup kecil'
nilainya jika dibandingkan dengan jutaan rupiah yang harus kamu
keluarkan hanya untuk memperbaiki laptop kamu yang terkena korsleting
listrik, padahal mungkin usianya baru beberapa bulan setelah dibeli.
Saran
aku yang terakhir adalah gunakanlah laptop seperti cara kerja desktop.
Apabila tidak ada sumber tenaga listrik atau listrik sedang padam,
matikan saja laptopnya alias tidak usah dipakai sementara sampai adanya
sumber energi listrik. Suatu saat kinerja baterai juga pasti akan
menurun juga. Tetapi, lebih baik membeli baterai baru setiap 2-3 tahun
sekali dengan harga maksimal hanya 1 juta rupiah, daripada harus
mengganti berbagai komponen pada motherboard laptop yang harganya bisa cukup menguras kocek.
Oke
deh, sekian dulu postingan aku seputar penggunaan baterai laptop yang
benar dan sehat. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua agar menjadi
orang-orang yang tidak mudah tertipu pada mitos-mitos sesat, mampu
berpikir secara cerdas (think smart), dan mampu mengoperasikan laptop sesuai jalan yang benar.
( GENTUR RODHI AHMAD )
( GENTUR RODHI AHMAD )
0 komentar:
Posting Komentar